Data
Pasien :
Bapak Faisal Boyke
Kondisi :
Gagal ginjal kronis stadium 5
Komplikasi : infeksi paru – paru ; sirosis hepatitis ; TBC usus
Terapi Pertama :
Februari 2018
Terapis :
Denny Hermawan, C.E.Th
Progress Terapi Gagal Ginjal Kronis
Sebelum kita menyimak kisah mengenai kerjasama, kesungguhan, dan konsistensi dalam menjemput kesembuhan. Mari kita perkaya sedikit wawasan kita mengenai penyakit gagal ginjal.
Fungsi Utama Ginjal
Ginjal berfungsi menyaring limbah dan kelebihan cairan dari darah sebelum dibuang melalui cairan urine. Setiap hari, kedua ginjal kita menyaring sekitar 120-150 liter darah dan menghasilkan sekitar 1-2 liter urine. Dalam setiap ginjal, terdapat unit penyaring ( nefron ) yang terdiri dari glomerulus dan tubulus.
Glomerulus menyaring cairan dan limbah untuk dikeluarkan, serta mencegah keluarnya sel darah dan molekul besar yang berbentuk protein. Selanjutnya, saat darah melewati unit penyaring tubulus, mineral yang dibutuhkan tubuh disaring kembali sedangkan sisanya dibuang sebagai limbah.
Fungsi Lain Ginjal
Selain menyaring limbah dan kelebihan cairan, fungsi ginjal lain yang penting dalam tubuh, di antaranya:
- Menghasilkan enzim renin yang menjaga tekanan darah dan kadar garam dalam tubuh tetap normal.
- Membuat hormon eritropoietin yang merangsang sumsum tulang memproduksi sel darah merah.
- Memproduksi vitamin D dalam bentuk aktif yang menjaga kesehatan tulang.
Apa Yang Dimaksud Gagal Ginjal Kronis (GGK) ?
Penyakit ginjal kronis (PGK) atau gagal ginjal kronis (GGK) adalah kondisi saat fungsi ginjal menurun secara bertahap karena kerusakan ginjal. Secara medis, gagal ginjal kronis didefinisikan sebagai penurunan laju penyaringan atau filtrasi ginjal selama 3 bulan atau lebih.
Posisi Ginjal
Ginjal terletak di belakang rongga perut di atas pinggang. Bagian belakang dari ginjal dilindungi oleh tulang rusuk namun bagian bawahnya tidak dilindungi. Jika kita menempatkan tangan di pinggul, posisi ibu jari Anda menunjukkan posisi ginjal.
Apa Yang Terjadi Saat GGK ?
Dalam kondisi gagal ginjal kronis, cairan dan elektrolit, serta limbah dapat menumpuk dalam tubuh. Gejala dapat terasa lebih jelas saat fungsi ginjal sudah semakin menurun. Pada tahap akhir GGK, kondisi penderita dapat berbahaya jika tidak ditangani dengan terapi pengganti ginjal, salah satunya cuci darah.
Gangguan Ginjal Kronik di Indonesia
Penyakit ginjal kronis merupakan masalah kesehatan global yang jumlahnya terus meningkat. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 oleh Kementrian Kesehatan RI, sebanyak 0,2% dari total jumlah penduduk Indonesia. Berdasarkan Indonesian Renal Registry yang digagas oleh perkumpulan dokter ginjal se-Indonesia, pada tahun 2016, lebih dari 8000 pasien GGK disebabkan oleh diabetes (nefropati diabetik), dan merupakan penyebab terbanyak di Indonesia.
Disusul oleh hipertensi yang jumlahnya hampir 4.000 penderita. Penderita GGK yang aktif cuci darah juga terus meningkat dari 30 ribu pada tahun 2015, menjadi lebih dari 50 ribu pada tahun 2016. Hal ini baik, karena semakin banyak penderita gagal ginjal kronis tahap akhir yang sudah mengerti dengan pengobatannya. Namun di sisi lain juga menjadi peringatan karena kurang baiknya penanganan gagal ginjal kronis sehingga jatuh ke tahap akhir hingga membutuhkan terapi pengganti ginjal.
Penanganan Secara Medis
Penanganan untuk GGK yang bisa dilakukan bertujuan meredakan gejala dan mencegah kondisi penyakit bertambah buruk akibat limbah yang tidak dapat dikeluarkan dari tubuh. Untuk itu, deteksi dini dan penanganan secepatnya sangat diperlukan dalam menjaga agar kondisi penderita penyakit ginjal kronis tidak bertambah parah. Namun jika GGK sudah memasuki tahap akhir, maka terapi pengganti ginjal merupakan pilihan yang bisa dilakukan untuk menjaga keberlangsungan hidup penderita.
Gejala
Gejala gagal ginjal kronis disebabkan penurunan fungsi ginjal secara perlahan. Pada tahap awal, gejala belum dapat terasa dengan jelas karena penurunan fungsi ginjal masih dapat ditoleransi oleh tubuh. Gejala lebih parah mulai terasa jelas saat penununan fungsi ginjal sudah memasuki tahap lanjut. Gejala tersebut antara lain:
- Mual.
- Muntah.
- Kehilangan nafsu makan.
- Kulit gatal yang berkepanjangan.
- Penurunan berat badan atau malah meningkat akibat penumpukan cairan.
- Lebih sering ingin buang air kecil, terutama di malam hari atau bila tahap lebih lanjut lagi urine semakin sedikit.
- Terdapat darah dalam urine.
- Edema atau pembengkakan pada mata kaki, tungkai, atau tangan akibat penumpukan cairan.
- Nyeri dada, terutama jika ada penumpukan cairan pada jaringan jantung.
- Sesak napas, jika ada penumpukan cairan di paru-paru.
- Tekanan darah tinggi yang sulit dikendalikan.
- Gangguan tidur atau insomnia.
- Kram dan kejang otot.
- Pucat.
- Pusing.
- Disfungsi ereksi pada pria.
Gejala-gejala ini biasanya muncul saat penurunan fungsi ginjal sudah mencapai tahap akhir.
Penyebab
Gagal ginjal kronis umumnya terjadi saat suatu penyakit mengganggu fungsi ginjal hingga menyebabkan kerusakan yang terus memburuk dalam beberapa bulan atau tahun. Penyakit tersebut meliputi:
- Diabetes. Kadar gula dalam darah yang terlalu tinggi dapat merusak penyaring dalam ginjal.
- Hipertensi atau tekanan darah tinggi. Kondisi ini seiring waktu menambah tekanan pada pembuluh darah kecil di ginjal, yang kemudian menghambat fungsi ginjal bekerja secara normal.
- Glomerulonefritis atau peradangan pada glomerulus ginjal.
- Nefritis intersititial atau peradangan pada tubulus ginjal dan jaringan sekitarnya.
- Infeksi ginjal yang berulang atau pielonefritis.
- Penyakit ginjal polikistik, yang ditandai dengan pertumbuhan kista pada ginjal.
- Gangguan saluran urine yang berkepanjangan, contohnya karena batu ginjal, pembesaran prostat, tumor, kelainan ginjal atau kandung kemih bawaan.
- Cedera akut ginjal yang tidak sembuh.
- Lupus nefritis.
- Penyakit asam urat.
- Penyakit pembuluh darah ginjal, seperti penyempitan pembuluh arteri ginjal (stenosis arteri ginjal) atau gumpalan darah di pembuluh vena ginjal (trombosis vena ginjal).
Diagnosis GGK
Diagnosis ditetapkan setelah mengetahui gejala, riwayat penyakit penderita dan keluarga, serta melakukan pemeriksaan fisik. Untuk memastikan kondisi ginjal penderita, dokter perlu melakukan beberapa tes untuk menilai fungsi ginjal dan mendeteksi kerusakan ginjal. Tes tersebut meliputi:
- Tes darah. Tes ini untuk mengetahui kerja ginjal dengan melihat kadar limbah dalam darah, seperti kreatinin dan ureum.
- Tes urine. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi tidak normal yang mengindikasikan kerusakan ginjal. Dalam tes ini, kadar albumin dan kreatinin dalam urine diperiksa, begitu juga keberadaan protein atau darah dalam urine.
- Pemindaian. Pemindaian ini bertujuan melihat struktur dan ukuran ginjal, dan dapat dilakukan dengan USG, MRI, dan CT scan.
- Biopsi ginjal. Biopsi dilakukan dengan mengambil sampel kecil dari jaringan ginjal, yang selanjutnya dianalisis di laboratorium untuk menentukan penyebab kerusakan ginjal.
Setelah hasil tes menunjukkan indikasi gagal ginjal, dokter perlu mengetahui fungsi ginjal yang masih tersisa dan stadium gagal ginjal yang dialami penderita melalui pemeriksaan laju filtrasi glomerulus atau LFG.
Pemeriksaan LFG atau eGFR mengukur penyaringan limbah dalam darah oleh ginjal berdasarkan kadar kreatinin dalam darah, usia ukuran tubuh, dan jenis kelamin. Tes LFG ini dibutuhkan guna menentukan langkah pengobatan yang sesuai. Berdasarkan pemeriksaan LFG, maka stadium gagal ginjal dapat terbagi menjadi:
- Stadium 1, nilai LFG di atas 90.
- Stadium 2, nilai LFG 60 hingga 89.
- Stadium 3, nilai LFG 30 hingga 59.
- Stadium 4, nilai LFG 15 hingga 29.
- Stadium 5, nilai LFG di bawah 15.
Pada orang dewasa, nilai LFG normal berada di atas 90, meski seiring penambahan usia, nilai tesebut dapat berkurang walaupun tanpa penyakit ginjal. Nilai rata-rata LFG berdasarkan usia adalah:
- Usia 20-29, nilai LFG rata-rata 116.
- Usia 30-39, nilai LFG rata-rata 107
- USia 40-49, nilai LFG rata-rata 99
- Usia 50-59, nilai LFG rata-rata 85.
- Usia diatas 70 tahun, nilai LFG rata-rata 75.
Selain nilai rata-rata LFG, tes untuk melihat kadar albumin dalam darah maupun urine juga akan dilakukan guna menentukan tingkat keparahan penyakit GGK. Seseorang dinyatakan mengalami gagal ginjal kronis jika selama 3 bulan, nillai rata-rata LFG di bawah 60 dengan ditandai kadar protein (albumin) yang tinggi dalam urine.
Hasil LFG dari waktu ke waktu dapat naik atau turun. Perubahan nilai LFG yang begitu besar dapat membuat stadium penderita bertambah atau menurun. Namun yang terpenting, nilai rata-rata LFG tidak menunjukkan hasil yang semakin menurun.
Pengobatan GGK
Penyakit ginjal tidak dapat disembuhkan. Perawatan difokuskan untuk meredakan gejala, mencegah kemungkinan komplikasi, serta menghambat perkembangan penyakit gagal ginjal kronis menjadi lebih parah. Langkah penanganan yang bisa dilakukan dokter adalah dengan pemberian obat. Tujuan tindakan ini adalah untuk mengendalikan penyakit yang menyertai kondisi ginjal, sehingga penurunan fungsi ginjal tidak bertambah buruk. Obat yang diberikan antara lain:
- Obat hipertensi. Tekanan darah tinggi dapat menurunkan fungsi ginjal dan mengubah komposisi elektrolit dalam tubuh. Bagi penderita GGK yang juga disertai hipertensi, dokter dapat memberikan obat ACE inhibitor atau ARB.
- Suplemen untuk anemia. Untuk mengatasi anemia pada penderita GGK adalah suntikan hormon eritropoietin yang terkadang ditambah suplemen besi.
- Obat diuretik. Obat ini dapat mengurangi penumpukan cairan pada bagian tubuh, seperti tungkai. Contoh obat ini adalah furosemide. Efek samping yang mungkin ditimbulkan adalah dehidrasi serta penurunan kadar kalium dan natrium dalam darah.
- Suplemen kalsium dan vitamin D. Kedua suplemen ini diberikan untuk mencegah kondisi tulang yang melemah dan berisiko mengalami patah tulang.
- Obat kortikosteroid. Obat ini diberikan untuk penderita GGK karena penyakit glomerulonefritis atau peradangan unit penyaringan dalam ginjal.
Di samping pemberian obat, penderita gagal ginjal kronis juga disarankan untuk melakukan perubahan pola hidup yang meliputi:
- Menjalankan pola makan yang sehat dan seimbang dengan mengurangi konsumsi garam, serta membatasi asupan protein dan kalium dari makanan untuk meringankan kerja ginjal. Makanan dengan kadar kalium tinggi, di antaranya adalah pisang, jeruk, kentang, bayam, dan tomat. Sedangkan makanan dengan kadar kalium rendah, antara lain adalah apel, kol, wortel, buncis, anggur, dan stroberi. Selain itu, batasi juga konsumsi minuman beralkohol.
- Berolahraga secara teratur, setidaknya 150 menit dalam seminggu.
- Menurunkan berat badan jika berat badan berlebih atau obesitas.
- Tidak mengonsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) yang dapat menyebabkan gangguan pada ginjal.
- Menerima vaksinasi karena GGK membuat tubuh rentan terserang infeksi. Contohnya adalah vaksinasi flu dan dan pneumonia.
- Berkonsultasi dan senantiasa mengamati kondisi kesehatan dengan memeriksakan diri ke dokter secara teratur.
Sementara untuk penderita gagal ginjal kronis tahap akhir atau berada pada stadium 5, maka penanganan yang dapat dilakukan mengganti tugas ginjal dalam tubuh dengan terapi pengganti ginjal, yang terdiri dari:
- Dialisis atau penyaringan limbah serta cairan dalam tubuh dengan mesin atau memanfaatkan rongga perut. Dialisis yang dilakukan dengan mesin disebut hemodialisis atau yang dikenal dengan cuci darah. Sedangkan dialisis yang dilakukan dalam rongga perut dengan menggunakan cairan dialisis untuk menyerap cairan atau limbah yang berlebih disebut continuous ambulatory peritoneal dialysis atau CAPD.
- Tranplantasi ginjal. Untuk prosedur transplantasi ginjal, ginjal penderita diganti dengan ginjal sehat yang didapat dari donor. Penderita GGK bisa lepas dari cuci darah seumur hidup pasca transplantasi. Namun, untuk menghindari risiko penolakan organ cangkok, pasien perlu mengonsumsi obat imunosupresif untuk jangka panjang.
Selama penanganan dilakukan, penderita GGK perlu melakukan pemeriksaan secara rutin agar kondisi penderita senantiasa terpantau.
Komplikasi Gagal Ginjal Kronis
Gagal ginjal kronis dapat memengaruhi hampir seluruh anggota tubuh. Komplikasi yang dapat ditimbulkan, antara lain:
- Hiperkalemia atau kenaikan kadar kalium yang tinggi dalam darah sehingga mengganggu fungsi jantung.
- Penyakit jantung dan pembuluh darah.
- Anemia.
- Kerusakan sistem saraf pusat, sehingga sulit berkonsentrasi dan menimbulkan kejang.
- Penurunan imunitas tubuh, sehingga rentan terserang infeksi,
- Perikarditis atau peradangan pada perikardium, yaitu lapisan yang menyelimuti jantung.
- Tulang menjadi lemah, sehingga rentan terjadi patah tulang.
- Penumpukan cairan pada bagian tubuh (edema), termasuk yang paling berbahaya di paru-paru atau disebut edema paru.
- Disfungsi ereksi atau kesuburan dapat menurun.
Upaya Pencegahan
Mengatasi penyakit yang dapat meningkatkan risiko terkena gagal ginjal kronis, seperti diabetes dan darah tinggi, adalah cara paling utama yang bisa dilakukan agar terhindar dari penyakit ini. Sedangkan pada penderita, upaya pencegahan agar gagal ginjal kronis tidak bertambah buruk meliputi:
- Menjaga berat badan ideal.
- Menghentikan kebiasaan merokok, karena kebiasaan ini dapat memperburuk kondisi ginjal.
- Mengikui petunjuk dokter dalam mengatur pola makan dan mengonsumsi obat.
- Hindari konsumsi obat pereda nyeri golongan OAINS yang dapat memperburuk kondisi ginjal.
Terapi Bulan Pertama | Frekuensi 1 Kali Terapi / Minggu
Bapak Faisal Boyke merupakan pasien gagal ginjal kronis stadium 5 dengan komplikasi infeksi paru – paru, siriosis hepatitis, dan TBC usus. Saat pertama kali menjalani terapi oleh Kang Deni Hermawan pada bulan Febuari 2018, kondisi beliau :
- Perut membesar dan gerak badan pun terbatas serta
- kapasitas urine sedikit (buang air kecil).
Dari pertama diterapi sampai minggu ketiga kondisi perut mulai berangsur mengecil dan kapasitas urine mulai meningkat yang semula dibawah 1 liter berangsur berubah menjadi di 1,5 liter tiap hari.
Kemudian metabolisme tubuh atau kesehatan badan pun mulai membaikdan di akhir bulan pertama terapi kondisi cairan di paru-paru serta ascites di bagian kanan (hati) mulai ada perubahan positif.
Terapi Bulan Pertama
Di akhir sebulan pertama di terapi,kegiatan rutinitas terapi dinaikkan waktu nya menjadi 2 kali terapi dalam sehari >>>
INFORMASI
Manajemen Terapi Holistik Indonesia
Jl. Subang Raya 27 Antapani
Kota Bandung 40291, Jawa Barat, Indonesia
Kontak
[email protected]
0822-1777-7529 (whatsapp)
0823-2028-0090 (whatsapp/telegram)
http://wa.me/6282217777529
http://wa.me/6282217777529
http://wa.me/6282217777529
Jam Kerja :
Senin – Jumat : 09.00 – 16.00
Layanan Terapi Panggilan #GOTERAPI
( Kota Bandung – Cimahi – Tanjungsari)
Kontak
0823-2028-0090 (whatsapp)
http://wa.me/6282320280090
http://wa.me/6282320280090
http://wa.me/6282320280090