Terapi MTHI Untuk Pasien Tuna Wicara

Bagaimana mengobati pasien Tuna Wicara?

Tuna Wicara pada dasarnya dapat disebabkan oleh dua aspek:

  • Gangguan atau kehilangan fokus, karena proses seseorang dapat berbicara itu salah satunya karena adanya stimulus visual yang ditangkap oleh mata pada saat melihat. Seperti contohnya pada anak-anak autis, downsindrome, anak-anak ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) atau hiperaktif yang biasanya memiliki kelemahan dalam berbicara karena fokusnya tidak bagus. Jika hal ini terjadi maka yang dilakukan adalah penyeimbang dan penguat syaraf salurkan di tengah dan belakang kepala.
  • Kelainan pada organ pendengaran sejak lahir yang biasanya disebabkan oleh TORCH (Toxoplasma, Other, Rubella, CMV, HSV) pada saat kehamilan. Selain menerima stimulus visual dari mata, sistem pendengaran memiliki peranan penting dalam kemampuan berbicara. Rata-rata orang yang tidak bisa berbicara disebabkan terganggunya sistem pendengaran terutama pada alat getar yang berada di dalam rumah siput yang berfungsi menangkap getaran bunyi atau suara kemudian merubahnya menjadi sinyal-sinyal ke otak sehingga menggerakan otot-otot dan kelenjar di sekitar mulut serta lidah agar bisa berbicara. Jika ini yang terjadi maka lakukan regenarasi sel pada sistem pendengaran.

Apakah masih mungkin diperbaiki?

Sangat mungkin karena kasus dimana seseorang tidak memiliki alat getar maupun rumah siput sangat jarang sekali terjadi. Hanya masalahnya ada pada pergerakan frekuensinya, apakah sudah benar atau tidak. Oleh karena itu selain regenerasi sel harus diperkuat juga saraf di belakang kepala dan ubun-ubunnya, karena disitu terletak suatu gugusan yang disebut hipotalamus yang berhubungan dengan banyak sistem saraf pusat. Dengan terapi, hipotalamus dirangsang untuk memberikan stimulus ke daerah rumah siput.

Bagaimana cara membedakan tuna wicara akibat gangguan fokus atau kelainan dari lahir

Untuk hal ini sulit dibedakan karena karakternya hampir sama, sehingga perlu dilakukan tes BERA (Brainstem Evoked Response Audiometry) yaitu suatu tes yang memeriksa respon elektrofisiologis saraf pendengaran hingga ke batang otak dengan memberikan rangsangan bunyi. Jika hasil tesnya kurang bagus berarti penyebabnya ada pada kelainan pendengaran jika hasilnya bagus maka penyebabnya ada di fokus.

Bandung, 31 Agustus 2016
Sumber :
– Manajemen Terapi Holistik Indonesia
– Gambar : google, ensiklopedia tubuh manusia
– Written by Uwi @umi_uwi

 
join-telegram-mthi

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *